Artikel_Ada Apa di Balik Adaptasi Novel Ke Film? Jangan Kecewa!

Gambar: google.com

Saat ini, perfilman Indonesia menunjukkan tren yang positif. Tren positif tersebut ditunjukkan dengan bergantinya genre film-film yang diproduksi oleh para film maker. Film-film hasil adaptasi dari novel mampu menggeser eksistensi film bergenre horor “seksi” yang beberapa waktu lalu menguasai pasar perfilman Indonesia.
Adaptasi novel ke film dikenal juga dengan istilah ekranisasi. Dalam buku Novel dan Film, Eneste menjelaskan bahwa ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan/pengangkatan sebuah novel ke dalam film. Dalam proses ekranisasi ini, cerita dalam novel yang berupa kata-kata diubah menjadi bentuk audio visual.
Eneste juga mengungkapkan bahwa adaptasi novel ke dalam film bukan merupakan  hal baru yang terjadi di Indonesia. Pada tahun 1951 seorang sutradara bernama Huyung sudah mengangkat novel karya Armijn Pane yang berjudul Antara Bumi dan Langit ke dalam sebuah film.

Sumber: google.com
Tahun 2009 bisa dikatakan sebagai awal kepopuleran film hasil adaptasi novel,  setelah novel best seller yang berjudul Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman EL-Shirazy atau Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi karya Andrea Hirata diangkat kedalam film dan mendulang sukses.  Dalam kompasiana.com terdapat tulisan Fadillah yang mengungkapkan bahwa film Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi berhasil meraup jumlah penonton sebanyak 4.606.785. Sungguh nilai yang fantastis jika  menilik jumlah penonton film Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi.

Kesuksesan yang diraih film Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi sepertinya memotivasi rumah produksi film berlomba-lomba membuat film adaptasi dari novel. Beberapa novel  best seller lainnya yang sudah diangkat ke dalam sebuah film antara lain novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro, novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari, novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabila Rais, novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya Hamka, dan banyak yang lainnya.
Produser biasanya menggunakan novel best seller untuk menarik  pembaca novel agar menyaksikan film yang diangkat dari novel tersebut. Kesuksesan novel diharapakan mampu menular ke film hasil adaptasi. Hal itu pun terbukti, kebanyakan film yang diangkat dari sebuah novel best seller dapat mencatatkan jumlah penonton yang fantastis.
Di balik kesuksesan film hasil adaptasi dari novel, muncul beberapa persoalan. Salah satunya adalah kekecewaan dan ketidakpuasan dari penonton. Penonton kecewa ketika menyaksikan film yang didasarkan pada novel tertentu karena telah terjadi perubahan. Cerita, alur, latar, penokohan, maupun suasana dalam film tidak lagi sama dengan novelnya. Penonton yang datang ke bioskop untuk mencocokan novel dengan filmnya menjadi kecewa.
Penonton tidak mengetahui bahwa banyak hal yang dilakukan selama proses adaptasi novel ke film. Menurut Eneste, dalam proses ekranisasi memungkinkan terjadi penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi. Film dihasilkan dari ekranisasi pun menjadi “tak sama” dengan dengan novel.  Pembuat film biasanya memilki alasan-alasan tertentu untuk mengganti setting, mengubah alur cerita, menambah tokoh, atau yang lain agar menimbulkan efek-efek tertentu.
Sebaiknya, pembaca novel jangan datang ke bioskop untuk mencocokan novel dengan filmnya. Hal itu dikarenakan jika ekspektasi kita terlalu tinggi, kita akan kecewa karena menemukan perbedaan-perbedaan antara novel dengan filmnya.

Penulis: Isnan Adi Priyatno

Comments

Popular posts from this blog

Materi Gagasan Utama Teks Eksplanasi

Materi Informasi Berupa Pengetahuan dan Urutan Kejadian Teks Eksplanasi

Materi Mengidentifikasi Informasi dan Permasalahan Aktual dalam Teks Ceramah